Figur seorang pemimpin

"Taatilah saya selama saya taat kepada Allah dan Rasul-Nya, dan bila saya mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, janganlah ikuti saya.”

Kurang lebih seperti itulah kalimat pertama yang di ucapkan abu bakar ketika memulai kepemimpinannya sebagai kholifah pertama. Tanpa ada program2 yang di janjikan, Kesetiaannya kepada Allah dan Rosul telah menjadikan kepercayaan tersendiri bagi umat pada masa itu.

Abu Bakar bernama lengkap Abdullah bin Abi Kuhafah At-Tamimi. Nama kecilnya adalah Abdul Ka’bah. Gelar Abu Bakar diberikan Rasulullah karena cepatnya dia masuk Islam (assaabiquunal awwaluun, yakni golongan pertama yang masuk Islam). Sedang Ash Shiddiq yang berarti ‘amat membenarkan’ adalah gelar yang diberikan kepadanya lantaran ia segera membenarkan Rasulullah SAW dalam berbagai peristiwa.

Kesetian beliau kepada Allah dan rosulnya dibuktikan beliau semenjak awal keislamannya. Seluruh harta kekayaannya sepenuhnya di gunakan untuk mendukung perjuangan rosul. Bukan cuma dengan harta bahkan beliau sendiri tidak pernah absen turut serta dalam peperangan yang di jalani rosul.

Dan sepeninggal rosul, Abu bakar meruskan perjuangan Rosul untuk menegedakan aturan Aturan Beliau senantiasa berpesan kepada pasukannya ketika akan berperang :
"Jangan berkhianat, jangan berlebih-lebihan, jangan menipu, jangan membunuh lawan dengan cara yang menyeksakan serta jangan membunuh anak, lelaki lanjut usia, dan wanita. Jangan menebang pohon kurma atau pohon yang sedang berbuah, jangan melakukan pembakaran serta jangan menyembelih kibas, lembu dan unta kecuali hanya untuk sekadar keperluan dimakan dagingnya. Nanti kalian akan berjumpa dengan orang yang bertapa dalam biara, biarkan mereka dan jangan mengusik mereka."

Menjelang ajalnya Abu Bakar berkata; "Allah membuka dunia bagi kamu sekelian, maka jangan mengambil darinya kecuali secukupmu. Dan ketahuilah bahawa siapa mengerjakan solat subuh, maka ia dalam jaminan Allah swt. Maka janganlah meremehkan Allah dengan jaminan-Nya sehingga menjerumuskanmu didalam neraka".

Abu Bakar, merupakan satu dari figur pemimpin Islam sepeninggalan rosul, yang tetap setia kepada Allah dan rosulnya, meskipun rosulnya sudah tidak ada bersamanya. Dan sekarang tiba masa kita di mana Rosul sudah tidak ada, Sahabat seperti Abu bakar, Umar, Utsman, Ali dan yang sahabat dekat rosul juga sudah tidak bersama kita, akankah kita tetap setia seperti mereka? Mulailah dari diri kita, karena pada dasarnya setiap diri adalah pemimpin, minimalnya menjadi pemimpim buat diri sendiri.

tulisan lain masalah kepemimpinan :
Laki-laki yang qowwam
tulisan lain tetang kisah sahabat :
Cinta Umar pada Rosul
Mungkinkah muncul Utsman di masa sekarang
Seteguh keislaman Bilal